Rasa.

Asmarandhany
2 min readApr 23, 2018

--

*Playing Neba by Ferry Coursten and Gouryella in the back*

Aku merasakan getaran yang sangat aneh saat aku bersamanya.

Rasa ini, rasa yang sulit diungkapkan.

Bukan, bukan seperti yang banyak orang bilang dalam puisi-puisi mereka, atau kisah drama.

Meski mungkin saja sama.

Mungkin saat mereka berpuisi aku yang belum merasakannya hanya akan tertawa.

Tapi ini, hari ini, ini beda.

Dia bukan orang yang sepertinya aku akan pernah jatuh cinta.

Dia lain.

Dia aneh.

Aku ini aneh.

Aku hanya tahu, aku merasa lengkap.

Lengkap, serasa tidak ada lagi yang tidak bisa kuhadapi di dunia.

Getaran ini hampir seperti getaran spiritual. Ah, jika itu memang kata yang tepat.

Ini yang pertama, karena sebelumnya aku tidak mengerti banyak hal.

Aku tahu makna dari beberapa kata sulit — yang sebenarnya digunakan berulang-ulang oleh mereka sehingga terdengar klise.

Aku tahu makna kata-kata tersebut, tapi aku tidak pernah mengerti.

Tidak pernah merasa.

Tapi malam ini kau membuktikan yang lain. Dunia menjadi lain sama sekali.

Aku merasa utuh dan hidup.

Kugandeng lenganmu yang langsung saja terasa meneduhkan jiwaku.

Aku merasa aman.

Aku merasa sejuk dalam diam.

Tidak perlu banyak bicara, tidak perlu banyak kata.

Kau hanya tersenyum memandangku, lewat pundakmu yang hangat.

Aku tersenyum kembali. Lalu mengalihkan pandanganku, dan menaruh kepalaku di pundakmu.

Jika mereka tahu aku jatuh cinta yang seperti ini, apa yang akan mereka bilang?

Dalam hati ada sedikit gugup karena situasi ini adalah baru.

Aku tahu akan banyak ketidakpastian.

Tapi aku juga tahu kalau rasa ini pasti.

Aku rela menunggumu sampai kau muncul lagi dari pintu itu.

Tersenyum hangat dan memelukku erat.

Saat itu datang, aku tidak akan lagi melepaskanmu.

--

--

Asmarandhany
Asmarandhany

Written by Asmarandhany

INTJ. I think the best human invention is language. I'd always choose a nice dinner + wine + good convo than clubbing for a good night out.

No responses yet