Sakit.
Aku tidak ingin dia. Aku tidak ingin bertemu dengannya.
Bahkan meski kadang ia datang tiba-tiba, menyergap tanpa permisi, jatuh menyelimuti dan seolah tak mau pergi. Dengan cepat kutarik ia dengan paksa, kupaksa obat masuk ke tenggorokannya.
Cepat sembuh, cepat sembuh, cepat sembuh.
Tidak ada waktu.
Ia tidak sepenuhnya menghilang, karena sebenarnya obat itu aku yang paksa masuk ke tenggorokan sendiri.
Cepat sembuh, cepat sembuh, cepat sembuh.
Tidak ada waktu.
Tahunan dengan rutinitas yang sama. Obat itu selalu tersedia, saat kadang ia kumat. Tidak pernah ada cukup waktu yang kuberikan padanya untuk mengerang, merasa, merintih.
Cepat sembuh, cepat sembuh, cepat sembuh.
Tidak ada waktu.